Kucing Stres – “Stres bisa menyebabkan perilaku kucing berubah dari sebelumnya. Sebagai pemilik kucing, penting untuk memperhatikan kesehatan kucing dan apapun yang menyebabkan ia stres. Pastikan untuk selalu menciptakan suasana yang nyaman dan tidak memaksa kucing untuk melakukan sesuatu.”
Bagaimana Cara Mengatasi Kucing yang Sedang Stres?
kucing jantan dan betina kucing kesayangan digigit kucing gigi kucing
Sama halnya seperti manusia, koecing juga bisa mengalami stres akibat berbagai hal. Ketika koecing kesayanganmu dilanda stres, jangan heran bila tingkah lakunya jadi cenderung menyebalkan atau merepotkan. Hal yang perlu diketahui, penting untuk melakukan tindakan untuk mengatasi stres pada kucing.
Penting bagi pemilik untuk mengelola dan mengurangi stres pada koecing sesering mungkin. Pasalnya, stres pada kucing bisa menyebabkan perubahan perilaku yang bisa berdampak negatif pada kesehatan emosional dan fisiknya. Bahkan, stres pada koecing yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai penyakit. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres pada koecing ?
Menghadapi Kucing yang Sedang Stres
Perilaku koecing yang berbeda dari biasanya bisa menandakan ia sudah stres selama beberapa waktu. Beberapa perilaku stres pada kucing yang sering tampak yaitu menyemprotkan air seni di sembarang tempat di dalam rumah, atau berperilaku agresif.
Berikut ini beberapa tips untuk mengatasi stres pada kucing:
- Perhatikan Kesehatan Kucing
Jangan lewatkan jadwal kunjungan ke dokter hewan. Mengetahui masalah medis lebih dini akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengobatan dan perawatan. Pertahankan rutinitas kesehatan di rumah, seperti memberikan nutrisi yang baik, pengendalian parasit, perawatan gigi, perawatan bulu hingga kuku.
- Cegah Kucing Stres saat Kunjungan Ke Dokter Hewan
Stres adalah salah satu alasan paling umum mengapa koecing tidak suka dibawa ke dokter hewan sesering anjing. Kamu bisa mengurangi stres itu dengan beberapa cara. Pertama, buat kucing nyaman dengan carrier. Letakkan wadah camilan di dekatnya secara berkala. Hal ini membantu menghilangkan rasa takut dari kehadiran dokter hewan.
Saat pergi ke klinik hewan, bawalah handuk ekstra yang bisa digunakan untuk menutupi bukaan carrier untuk memberikan privasi lebih pada kucing. Saat duduk di ruang tunggu, pegang carrier di pangkuan atau di kursi sebelahmu. Hindari meletakkan gendongan di lantai karena itu bisa lebih membuatnya stres.
- Lakukan Pelatihan Kucing secara Konsisten
Kurangi stres dengan memastikan semua orang dalam keluarga memiliki pemahaman yang sama tentang pelatihan koecing . Jangan sampai setiap anggota keluarga memiliki pemahaman pelatihan yang berbeda. Sebab pesan yang bercampur bisa membingungkan dan membuat koecing stres. Jadi berilah pelatihan yang baik dan konsisten.
- Ciptakan Waktu Makan yang Tenang
Berikan makanan yang berkualitas tinggi yang sesuai dengan usia dan kesehatan kucing . Selanjutnya, ciptakan pengaturan waktu makan dan jaga tempat makan tetap bersih dan nyaman. Gunakan mangkuk makanan dengan ukuran dan bentuk yang nyaman, sehingga tidak menyebabkan kumis koecing terjepit.
Temukan area makan di tempat yang tenang dan bebas dari hiruk-pikuk. Jika memiliki beberapa kucing, sebaiknya sediakan mangkuk makanan dan minuman untuk masing-masing kucing. Bila perlu, beri makan kucing di ruang terpisah untuk mengurangi stres.
- Bebaskan Interaksi Sosial pada Kucing
Jangan pernah memaksa kucing untuk berinteraksi. Biarkan kucing mengatur kecepatan seberapa besar ia ingin terlibat dalam interaksi sosial. Jangan memaksa untuk memegang atau membelai kucing, jika dia tidak menginginkannya. Berikan pengalaman positif tentang interaksi sosial, dengan begitu kucing menjadi lebih ramah.
Ini Ciri-Ciri Kucing yang Mengalami Stres
“Stres ternyata bisa terjadi pada siapa saja, bahkan hewan peliharaan sekalipun. Jika mudah mengenali stres pada manusia, bagaimana cara mengenali kucing stres? Adakah ciri khusus yang ditunjukkannya?”
Tidak jauh berbeda dengan manusia, koecing pun bisa mengalami stres. Penyebab kucing stres bisa sangat beragam, dan kamu perlu waspada ketika hewan ini menunjukkan tanda stres kronis. Pasalnya, tentu kondisi tersebut tidak baik untuk kesehatan mereka. Tak hanya fisik, stres yang dialami koecing juga tidak baik untuk kesehatan mentalnya.
Beberapa sistem fisiologis yang terdapat pada tubuh koecing berfungsi mengatur kadar stres, terutama sumbu HPA atau hipotalamus, hipofisis, dan adrenal. Selain itu, sistem saraf simpatis pun punya peran serupa, dan keduanya sudah berkembang untuk mengatasi stres jangka pendek yang normal yang berkaitan dengan pola hidup kucing.
Sistem ini akan mengontrol rilisnya hormon yang menyiapkan koecing untuk menghadapi segala tantangan yang sering dikenal dengan sebutan respons melawan atau berlari karena terjadinya stres parah. Meski begitu, sistem ini bisa dibilang kurang mampu beradaptasi dengan baik untuk kondisi stres yang terjadi dalam jangka panjang.
Stres ini merupakan jenis yang berperang penting dalam perkembangan gangguan perilaku dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan koecing .
Apa Tanda Kucing Stres?
Lalu, bagaimana mengenali koecing yang sedang mengalami stres? Apakah ia akan menunjukkan tanda tertentu? Ya, ternyata kucing stres juga akan mengalami beberapa perubahan, baik perilaku maupun pola makan. Ada dua jenis stres yang bisa terjadi pada koecing , yaitu:
- Stres Akut
Kucing yang mengalami stres akut biasanya terjadi karena satu ancaman atau kondisi yang terjadi tanpa diduga. Tandanya pun cukup mudah dikenali, yaitu:
- Kucing tidak mau bergerak.
- Tubuhnya gemetar dan berjongkok seperti sedang merangkak.
- Napasnya berubah menjadi lebih cepat.
- Kakinya ditekuk.
- Ekornya melingkar dekat dengan tubuhnya.
- Kepalanya lebih rendah dari posisi tubuh.
- Matanya terbuka lebar dan pupil melebar.
- Telinga rata dengan posisi kepala.
- Menggeram, mendesis, hingga meneteskan air liur.
Selain itu, koecing stres juga sering kali buang air besar atau air kecil secara tidak sengaja dan cenderung akan bersifat agresif saat kamu mendekatinya.
- Stres Kronis
Selain itu, kucing juga bisa mengalami stres kronis. Sayangnya, ciri stres kronis pada koecing lebih sukar dikenali karena terjadi dalam waktu lama dan gejalanya bisa saja lebih halus. Hal ini mungkin memengaruhi rutinitas dan pola perilaku kucing, seperti:
- Berkurangnya makan atau justru makan berlebihan.
- Lebih suka beristirahat atau bersembunyi.
- Menjadi antisosial.
- Agresif terhadap kucing atau manusia.
- Lebih waspada dan mudah terkejut, bahkan saat mendengar suara sekecil apapun.
- Kurang antusias saat bermain.
- Perubahan perilaku yang umum, seperti lebih sering di dalam ruangan atau di kandangnya.
- Buang air kecil dan besar sembarangan.
- Spraying atau menyemprot urine di dalam ruangan berlebihan.
- Sering menjilati bulunya dan menggosok atau menggaruk wajah berlebihan.
Meski demikian, ada banyak tanda kucing stres yang sebenarnya juga menunjukkan banyak kondisi medis lain pada kucing, sehingga bisa jadi sangat sulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Ini artinya, jika kamu merasa ada perubahan perilaku pada Koecing kesayangan, segera tanyakan langsung pada dokter hewan sehingga diagnosis yang kamu dapatkan lebih akurat.
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE