Digigit Kucing – Siapa sih yang tidak suka dengan kucing? Wajahnya yang lucu, perilakunya yang menggemaskan, dan bulunya yang lembut mampu meningkatkan suasana hati siapapun yang melihatnya. Tak heran, kucing sering dipelihara untuk menjadi hewan kesayangan. Namun, perilaku kucing tidak selalu menggemaskan. Hewan ini juga bisa menggigit dan mencakar apabila merasa takut dan terancam.
Ketahui Infeksi Berbahaya pada Gigitan dan Cakaran Kucing
flu kucing kucing sehat dan gemuk kucing jantan dan betina kucing kesayangan
Gigi dan kukunya yang setajam silet dapat menembus kulit cukup dalam bahkan bisa menembus jaringan, ligamen, dan tendon. Jangan pernah sepelekan gigitan dan cakaran kucing, apalagi untuk kucing yang belum mendapatkan vaksin. Pasalnya, gigitan dan cakaran kucing bisa membawa bakteri, sehingga berisiko menimbulkan infeksi serius.
Infeksi Berbahaya pada Gigitan dan Cakaran Kucing
Semua kucing membawa sejumlah besar bakteri di dalam mulutnya yang mampu menyebabkan infeksi saat menggigit jaringan kulit. Salah satu bakteri yang bisa menyebabkan adalah Pasteurella multocida. Luka yang terinfeksi biasanya ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri. Infeksi bahkan dapat menyebar melalui jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut selulitis, atau melalui darah ke area lain di tubuh yang menyebabkan kondisi yang disebut septikemia.
Selain luka yang bengkak dan kemerahan, seseorang yang telah terinfeksi bakteri tersebut mungkin juga mengalami demam dan gejala mirip flu. Bukan hanya gigitan kucing saja yang harus kamu waspadai, cakaran kucing juga dapat menimbulkan kondisi yang disebut penyakit cakaran kucing. Penyakit cakaran kucing disebabkan oleh kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Kucing bisa mendapatkan bakteri ini dari gigitan kutu atau perkelahian dengan kucing lain yang terinfeksi.
Meski jarang terjadi, penyakit cakaran kucing dapat menyebabkan seseorang mengalami komplikasi yang serius. Kondisi ini dapat memengaruhi otak, mata, jantung, atau organ internal lainnya, sehingga seseorang yang terinfeksi harus mendapatkan perawatan intensif.
Pertolongan Pertama Ketika Mendapat Gigitan dan Cakaran Kucing
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah bilas area yang terkena sebanyak mungkin dan aliri luka dengan air. Selanjutnya, bersihkan luka dengan sabun yang lembut dan air. Untuk memperlambat pendarahan, tutup luka dengan kain bersih dan oleskan krim antibiotik yang dijual bebas jika kamu memilikinya. Kemudian, balut luka dengan perban steril. Pastikan kamu tetap memperban luka sampai memeriksakan diri ke dokter.
Temui dokter sesegera mungkin agar cedera bisa ditangani dengan baik. Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi berkembang di lokasi gigitan atau di tempat lain di tubuh. Beberapa luka mungkin perlu dijahit (dijahit) sementara yang lain dibiarkan terbuka sampai sembuh.
Pernah Digigit atau Dicakar Kucing, Waspadai Cat Scratch Disease
Kucing adalah salah satu hewan yang banyak dipilih orang untuk dipelihara di rumah. Sifatnya yang manja dan lucu menjadi pilihan bagi banyak orang untuk menghilangkan rasa sepi. Meski begitu, binatang lucu ini ternyata juga dapat menyebabkan beberapa penyakit. Salah satu gangguan yang dapat disebabkan kucing adalah cat scratch disease.
Seseorang dapat mengidap penyakit ini disebabkan oleh cakaran kucing yang langsung menyentuh kulit. Selain cakaran, gigitan dan jilatan kucing juga menyebabkan penyakit tersebut. Saat mengalaminya, kamu dapat merasakan demam hingga sakit kepala. Berikut pembahasan lebih lengkapnya!
Apa Itu Cat Scratch Disease?
Cat scratch disease adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri B. henselae. Penyakit ini dapat menyebar saat kucing yang telah terinfeksi lalu mencakar hingga menghancurkan permukaan kulit. Selain itu, kamu juga dapat mengidap penyakit ini saat kucing tersebut menjilati luka yang terbuka pada kulit.
Infeksi ringan dapat terjadi pada lokasi goresan atau gigitan sekitar 3-14 hari sesudahnya. Area yang terinfeksi mungkin tampak bengkak dan merah dengan timbulnya lesi serta bernanah. Seseorang yang mengidap cat scratch disease juga dapat mengalami demam, sakit kepala, nafsu makan yang buruk, hingga kelelahan. Kelenjar getah bening yang berdekatan dengan goresan atau gigitan juga dapat bengkak dan timbul rasa nyeri.
Faktor Risiko Cat Scratch Disease
Siapa pun yang memiliki dan bahkan berinteraksi dengan kucing memiliki risiko untuk terserang penyakit ini. Disebutkan bahwa cat scratch disease paling banyak terjadi pada anak-anak dengan usia di antara 5 hingga 9 tahun. Selain itu, laki-laki lebih rentan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit karena penyakit ini, meskipun wanita lebih sering mendapat diagnosis dari gangguan ini.
Seseorang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami sakit yang parah akibat demam kucing saat sistem kekebalan tubuhnya lemah. Beberapa orang yang dapat dikategorikan memiliki sistem imun yang lemah adalah:
- Ibu hamil.
- Seseorang yang mengidap kanker.
- Mengalami diabetes.
- Terserang HIV atau AIDS.
- Mendapatkan organ yang ditransplantasi.
Pencegahan Cat Scratch Disease
Setiap orang dapat mencegah terjadinya penyakit akibat cakaran kucing dengan menghindari kontak dengan binatang berbulu tersebut. Jika kamu memiliki kucing, hindari permainan yang dapat menyebabkan kamu tercakar atau tergigit. Selain itu, kamu juga bisa rutin memotongnya untuk meminimalkan dampak cakaran.
Dengan mencuci tangan setelah bermain dengan kucing juga dapat mencegah penyakit tersebut. Jangan biarkan kucing kamu menjilat atau menggaruk mata, mulut, atau luka pada kulit. Selain itu, kamu dan juga hewan peliharaanmu juga harus menghindari kucing liar karena memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi penyebab dari penyebaran bakteri dari penyakit tersebut.
Pastikan untuk menyimpan kucing di dalam ruangan dan berikan obat antikutu untuk mengurangi risiko tertular bakteri B. henselae. Biasakan untuk memeriksa kutu kucing dengan sisir kutu dan bersihkan area rumah dengan lebih sering menyedot debu. Sesekali, kamu boleh memanggil ahli pengendalian hama agar kutu-kutu tersebut benar-benar hilang.
Kulit Membengkak Usai Digigit Kucing, Harus Bagaimana?
“Siapapun yang mengalami gigitan kucing hingga mengakibatkan cedera atau pembengkakan, harus segera melakukan tindakan pengobatan. Langkah pertama merawat gigitan kucing untuk mencegah infeksi. Jika diperlukan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.”
Hewan peliharaan di rumah, seperti anjing atau kucing, sangat berpotensi menggigit majikannya. Meskipun kelihatannya anjing lebih aktif hingga menyebabkan cedera gigitan, gigitan kucing lebih mungkin menyebabkan infeksi. Misalnya pembengkakan kulit setelah digigit kucing.
Bahkan menurut American Academy of Pediatrics, infeksi terjadi pada sekitar 10 hingga 15 persen gigitan anjing dan 50 persen gigitan kucing. Salah satu penyebab gigitan kucing yang menimbulkan infeksi, yaitu karena gigitan sering terjadi di jari tangan atau tangan. Area-area ini adalah tempat tubuh lebih sulit melawan infeksi. Infeksi sering terjadi disebabkan bakteri yang masuk ke kulit.
Penanganan Kulit Membengkak setelah Digigit Kucing
Siapapun yang mengalami gigitan kucing hingga mengakibatkan cedera atau pembengkakan, harus segera melakukan tindakan pengobatan. Langkah pertama merawat gigitan kucing, yaitu:
- Bersihkan area yang digigit kucing secara menyeluruh dengan sabun dan air mengalir.
- Balut area gigitan kucing dengan perban.
- Jika terdapat luka, sebaiknya segera kunjungi dokter di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
- Pastikan menjaga kebersihan luka dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
Jika terdapat luka yang lebih dalam selain kulit yang membengkak, tekan luka untuk menghentikan pendarahan. Setelah pendarahan terkendali, balut luka dengan perban bersih. Kemudian, cari pertolongan medis segera jika luka gigitan dalam.
Pertolongan medis harus didapatkan segera terutama setelah mendapat gigitan kucing liar. Jika terjadi infeksi, pengobatannya dengan antibiotik oral. Untuk kasus yang lebih parah, seseorang mungkin memerlukan antibiotik intravena. Selain itu, dokter biasanya juga memberikan suntikan tetanus.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan antibiotik profilaksis. Obat ini diresepkan jika menurut dokter penderita berisiko tinggi terkena infeksi. Hal ini lebih mungkin terjadi jika gigitan ada di tangan, wajah, atau di dekat sendi tubuh.
Durasi waktu seseorang harus minum antibiotik bervariasi pada setiap orang, ini berdasarkan jenis gigitan, masalah kesehatan lainnya, dan tingkat keparahan gigitan. Setelah mendapatkan tindakan medis,
Berbahayakah Gigitan Kucing?
Gigitan kucing bisa berbahaya bagi hewan lain dan manusia. Kucing membawa sejumlah bakteri di mulutnya yang mampu menyebabkan infeksi jaringan pada luka gigitan. Salah satu yang lebih umum adalah bakteri yang sangat patogen yang dikenal sebagai Pasteurella multocida.
Luka gigitan kucing yang terinfeksi akan menjadi merah, bengkak, dan nyeri. Kemudian infeksi bisa menyebar melalui jaringan di sekitarnya, menyebabkan kondisi yang disebut selulitis, atau melalui darah ke area lain di tubuh. Sehingga menyebabkan kondisi yang disebut septikemia (peracunan darah).
Seseorang yang terinfeksi bisa mengalami demam dan gejala mirip flu. Meskipun jarang terjadi, seseorang yang terinfeksi bisa meninggal jika perawatan medis yang tidak tepat atau terlambat. Anak-anak, orang tua, dan seseorang yang mengalami imunosupresi sangat rentan terhadap infeksi parah jika digigit kucing.
Gigitan kucing yang menyebabkan infeksi akan mulai terlihat dan terasa lebih baik dalam jangka waktu 48 jam setelah pengobatan. Jika kamu tidak merasa kondisi semakin membaik,
Sangat penting untuk menindaklanjuti proses pemulihan dengan dokter demi memastikan bahwa infeksi, luka, dan pembengkakan sembuh dengan baik. Dokter juga akan memberi tahu jika terdapat penyesuaian pengobatan yang mungkin perlu dilakukan pada rencana perawatan.
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE