Siapkan Bekal Jadi Founder Startup di Bangku Kuliah

Bekal Jadi Founder Startup – Usia muda bukan penghalang untuk membangun suatu bisnis, terlebih di bidang startup teknologi. Justru inilah saat yang tepat untuk memulai entrepreneurship. Hal tersebut dikemukakan oleh Tony Antonio, Rektor di Universitas Ciputra pada sesi diskusi bertema ‘Can Universities Help Students Become Founders?’ hari ini (11/11) di Student Stage, Tech in Asia Jakarta 2015.
Ada beberapa tip yang bisa dicontek untuk membentuk mahasiswa yang siap membangun sebuah startup. Selain Tony, dihadirkan pula Karyana Hutomo, Head of Binus Incubator sebagai pembicara. Berikut ulasannya:

Kuliah bukan hanya mengejar nilai

Tony mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang gagal karena menganggap perkuliahan hanya sebatas mengejar nilai bagus. Padahal menurutnya, situasi pembelajaran di kampus seharusnya dapat membentuk karakter mahasiswa menjadi lebih matang dan berpengalaman.
Menurut Karyana, telah banyak universitas yang menyediakan kurikulum entrepreneurship untuk memberi pengetahuan lebih di bidang wirausaha. “Dari pelatihan bisnis yang disediakan, mahasiswa akan mendapat inspirasi untuk menentukan ide bisnis dan strategi yang tepat untuk menjalankannya,” tambahnya.

Jangan takut gagal, takutlah tidak mencoba hal baru

Meski membangun bisnis bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tapi bukan menjadi alasan untuk tidak terjun mencobanya. Dengan mencoba berbagai metode, mahasiswa jadi mengetahui strategi tepat untuk bisnis model yang dipilihnya.
Kemudian, dari pengalaman yang membentuk mahasiswa di kampus, akan tercipta pemikiran untuk lebih kreatif melihat peluang yang dibutuhkan pasar. Dari hal ini, menurut Karyana, akan mengarahkan pada motivasi positif mahasiswa untuk mengejar cita-cita.

Pahami makna startup, bukan malah scale-up

Melihat banyaknya nama besar startup di tanah air memang membuat banyak masyarakat dengan mudahnya mendirikan bisnis dan meraup keuntungan. Padahal untuk memulai startup, menurut keduanya, bukan hanya perkara mendapat popularitas dan keuntungan. “Banyak yang harus dikorbankan founder untuk membuat startup yang dijalankan bisa terus beroperasi,” ujar Tony.
Kebanyakan pengalaman dari para founder dalam menjalankan startup tidak langsung mengacu pada nilai scale-up secara terburu-buru, melainkan memecahkan masalah yang dibutuhkan oleh mayoritas pasar.

Mindset harus tetap terbuka

Pola pikir sejak usia muda dapat menambah nilai positif dalam membangun bisnis. Cara yang tepat untuk membuka mindset positif adalah dengan banyak membaca buku dan informasi yang berkaitan dengan entrepreneurship, serta aktif datang ke berbagai seminar. Selain itu, para mahasiswa juga dapat banyak mengenal tokoh di dunia startup dan bertanya apa saja kepada mereka.
“Setiap kampus juga seharusnya memiliki sebuah pelatihan khusus di setiap minggunya agar mahasiswa benar-benar mengerti alur membangun bisnis,” tandas Tony.

Jalani sesuai passion

Dalam menentukan ide bisnis, seharusnya mahasiswa bisa memilih sesuai dengan yang disukai. Melalui hal tersebut, mahasiswa akan semakin termotivasi mengembangkan passion menjadi hal yang menguntungkan. Selanjutnya mahasiswa bisa terus mencoba hal lainnya di bidang yang telah ditekuni dengan perkembangan.
Terakhir, pesan dari Tony dan Karyana mengatakan bahwa modal yang didapat dari universitas bisa membentuk pribadi mahasiswa untuk mampu menjalankan bisnis ke depannya.