12Mar
Mengapa Harus Mendirikan Startup Teknologi Sekarang
Mengapa Harus Mendirikan Startup – Saat kamu membaca artikel ini, kamu mungkin orang yang sedang bekerja di sebuah startup, sedang membuat startup, atau baru berpikir untuk membuat salah satunya. Tapi jika bukan, dan jika kamu masih ragu untuk mendirikan startup, berikut adalah lima alasan mengapa kamu harus mendirikan startup sekarang.
Dukungan investor
Jumlah investor di Indonesia sudah semakin banyak. Beberapa waktu lalu kami sudah sempat mengulas kumpulan VC yang aktif di Indonesia. Rata-rata, setiap VC memiliki dana sekitar $50 juta (sekitar Rp600 miliar) sampai $150 juta (Rp2 triliun) untuk investasi.
Jumlah yang diberikan untuk investasi tahap awal berkisar mulai dari $500.000 (Rp6 miliar) hingga $1,5 juta (Rp20 miliar) — mungkin lebih — tergantung dari nilai valuasi startup tersebut. Jadi apabila sebuah VC memiliki dana sekitar $50 juta, maka mereka akan memberikan investasi tahap awal ke sekitar 30 sampai 40 startup.
Intinya, kamu tidak perlu khawatir untuk mencari dukungan dana dari investor. Karena apabila kamu berpengalaman, mempunyai tim yang solid, dan startup kami berpotensi, maka kemungkinan besar kamu akan mendapatkan investasi.
Pasar yang besar
Kamu mungkin belum menyadari bahwa “Asia Tenggara adalah Indonesia”. Bagaimana tidak, negara ini memiliki lebih dari 250 juta penduduk, dengan 80 juta pengguna internet, 50 juta lebih pengguna smartphone, ditambah pendapatan per kapita penduduk di Indonesia yang terus bertambah setiap tahun.
Bandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Sebut saja Singapura yang hanya memiliki 5 juta penduduk, Malaysia 30 juta, Vietnam 90 juta, dan Filipina yang hampir mencapai 100 juta penduduk.
Jadi kamu sudah berada di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat untuk mengembangkan startup.
Banyak masalah yang perlu dipecahkan
Berita baik tapi buruk tentang Indonesia adalah negara ini memiliki banyak masalah yang perlu dipecahkan. Mulai dari makanan, transportasi, kesehatan, sistem pembayaran, edukasi, agrikultur, dan lainnya. Masih ada banyak sektor yang bisa kamu coba sesuai dengan kemampuan kamu.
Baca Juga : Apakah Jam Kerja yang Panjang Baik untuk Startup
Yang lebih menarik lagi adalah beberapa masalah tersebut sudah pernah dipecahkan di negara-negara maju. Jadi intinya, kamu bisa mempelajari apa yang sudah sukses di luar sana kemudian melakukan lokalisasi atau mencari solusi sendiri dari masalah-masalah tersebut.
Ekosistem teknologi yang masih baru
Penetrasi pengguna smartphone dan internet di Indonesia memang tinggi. Namun, bisa dibilang tidak semuanya benar-benar melek teknologi. Misalnya memakai smartphone tapi tidak berlangganan paket data untuk mengakses internet. Lebih memilih berbelanja ke toko fisik daripada belanja online. Bahkan, meski jumlah transaksi jual beli online di Indonesia mencapai Rp50 triliun, nilai tersebut masih kurang dari 1 persen dari transaksi ritel yang ada.
Bagaimanapun, dari tahun ke tahun tingkat pemahaman akan teknologi akan semakin tinggi. Karena mereka sudah terbiasa dan munculnya generasi Z yang sudah siap mengadaptasi teknologi. Jadi sebelum waktu itu tiba, akan lebih baik apabila kamu memulai sekarang.
Kesempatan semakin sempit
Apabila kamu sering membaca Tech in Asia, kamu mungkin sering membaca berita seputar startup yang memperoleh investasi tahap awal. Terkadang juga ada startup yang sudah mencapai putaran investasi seri A, B, atau C.
Baca Juga : Kenapa Bisnis Startup Bisa Gagal?
Startup yang memperoleh investasi tahap awal biasanya baru berumur 1 tahun atau kurang. Sedangkan startup yang sudah memperoleh putaran investasi selanjutnya biasanya telah berdiri dua atau tiga tahun lalu (2011-2013) saat ekosistem startup teknologi baru mulai tumbuh di Indonesia.
Jadi intinya, di tahun-tahun berikutnya, startup tersebut akan memiliki kapitalisasi pasar (market cap) yang besar sehingga kesempatan bagi kamu untuk masuk ke sektor tersebut akan semakin kecil. Belum lagi ditambah dengan startup dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.