08Mar
Optimalisasi Gambar terhadap Mesin Pencari
Optimalisasi Gambar – Salah satu cara untuk memaksimalkan potensi blog atau website kamu adalah dengan melakukan optimalisasi gambar terhadap mesin pencari.
Kehadiran gambar pada sebuah artikel akan membuatnya jauh lebih menarik di mata pembaca, yang akan berkontribusi terhadap nilai search engine optimalization (SEO) pada konten tersebut. Akan tetapi, penggunaan gambar yang belum dioptimalisasi akan berakibat pada lambatnya waktu akses pengguna. Hal inilah yang patut kita hindari.
Dalam artikel kali ini, saya akan membahas beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengoptimalkan gambar pada artikel untuk mesin pencari.
Cara kerja mesin pencari memindai gambar
Beberapa di antara kamu mungkin banyak yang penasaran, bagaimana Google dapat memindai berjuta-juta gambar yang ada di internet dan menyajikannya dengan akurat lewat Google Images.
Selain mengenali gambar dari metadata dan nama file gambar, Google juga mengenali relevansi sebuah gambar dari situs tempat gambar tersebut berada. Selain itu, peranan atribut Alt Text dan Title Text juga membantu Google untuk mengidentifikasi sebuah gambar.
Selain mengenali gambar dari metadata dan nama file gambar, Google juga mengenali relevansi sebuah gambar dari situs tempat gambar tersebut berada. Selain itu, peranan atribut Alt Text dan Title Text juga membantu Google untuk mengidentifikasi sebuah gambar.
Pada tahun 2014, para peneliti di tim Google Brain melatih sebuah sistem machine learning untuk secara otomatis mengenali sebuah gambar dan memberikannya caption. Dengan tingkat akurasi hingga 93,9%, Inception—nama dari sistem pengenal gambar tersebut—akan mengenali sebuah gambar dengan memindai beberapa objek, seperti:
- Tulisan – seperti rambu atau papan pemberitahuan untuk mengetahui kondisi serta lokasi tempat gambar tersebut diambil. Atau pada meme, untuk mengetahui konteks yang disajikan.
- Lokasi atau objek landmark tertentu – Google memiliki teknik tersendiri yang memungkinkan mereka untuk melakukan pemindaian dari berbagai sisi.
- Wajah – ya, Google telah mampu bekerja seperti pemindai wajah yang biasa kamu lihat di film-film fiksi ilmiah.
- Kendaraan, gedung, objek-objek lainnya – bahkan hingga spesies hewan.
- Masih banyak lagi objek yang dapat dideteksi oleh Inception, dan sistem ini masih terus berkembang dengan mengonsumsi jutaan data setiap harinya.
Mengapa saya membuka artikel ini dengan menyajikan cara kerja dari sebuah mesin pencari? Ini akan berkaitan langsung dengan cara kamu melakukan optimalisasi gambar. Penggunaan gambar yang relevan dengan konten yang tersaji akan meningkatkan nilai SEO dari artikelmu di mata Google, karenanya salah satu aspek terpenting untuk memaksimalkan potensi blog kamu adalah dengan melakukan optimalisasi gambar.
Lalu, langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menjamin keoptimalan sebuah gambar terhadap mesin pencari?
Menemukan gambar yang cocok
Demi membuat sebuah konten yang menarik untuk dibaca, kamu membutuhkan gambar yang relevan dengan topik dari artikel tersebut, atau memiliki fungsi yang ilustratif tentang sebuah pembahasan.
Kamu dapat menggunakan gambar yang kamu buat sendiri atau mencari gambar yang relevan dengan bantuan penyedia foto seperti Shutterstock atau 123RF. Sayangnya, kedua layanan tersebut tidaklah gratis. Jika kamu tidak memiliki bujet khusus untuk menggunakan layanan penyedia gambar, kamu masih dapat menggunakan alternatif lain yang tersedia secara gratis.
Baca Juga : Tingkatkan Kualitas SEO Website Kamu
Salah satu situs penyedia foto gratis yang sering saya gunakan adalah Pexels. Di situs tersebut, kamu dapat mencari gambar berdasarkan dengan kata kunci yang kamu masukkan.
Hindari penggunaan gambar dari Google Images, karena bisa saja gambar tersebut dilindungi oleh hak cipta. Kamu tidak ingin melanggar hak cipta orang lain dengan artikel yang kamu buat, bukan?
Selain gambar atau foto, tentu saja kamu dapat menggunakan ilustrasi lain seperti grafis dan gambar animasi seperti GIF yang belakangan ini cukup ramai digunakan. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa beberapa format GIF memiliki ukuran file yang cukup besar.
Jangan sampai upayamu mempercantik blog malah justru memperlambat waktu akses pengguna. Selain itu, penggunaan GIF yang terlalu banyak akan mengalihkan perhatian pembaca dari artikel yang kamu tuliskan.
Mempersiapkan gambar untuk penggunaan artikel
Setelah kamu menemukan gambar yang tepat untuk artikel kamu, langkah selanjutnya adalah melakukan optimalisasi gambar sebelum menggunakan gambar tersebut pada blog atau website kamu. Ada beberapa hal yang patut kamu perhatikan:
Penggunaan nama file yang tepat
Nama file adalah lokasi pertama yang akan kamu perhatikan ketika melakukan optimalisasi mesin pencari. Agar Google dapat mengetahui kriteria gambar yang kamu gunakan, kamu harus menghindari penggunaan nama file seperti “IMG_9818.jpg”. Sebaliknya, deskripsikan gambar kamu pada nama file yang kamu gunakan, misalnya “patung-di-jakarta-patung-dirgantara.jpg”.
Dalam kasus ini, “Patung di Jakarta” adalah kata kunci yang saya bidik, karenanya saya memasukkannya ke dalam nama file. Kamu juga dapat menggunakan format seperti Patung di Jakarta | Patung Dirgantara.jpg atau format lainnya selama kamu masih menggunakan keyword yang tepat.
Baca Juga : Maksimalkan Perusahaanmu Didunia Maya
Penamaan file yang tepat dengan deskripsi gambar akan mempermudah Google melakukan indexing. Selain itu, pengguna juga akan lebih mudah apabila mereka ingin mencari gambar tersebut di internet.
Sesuaikan dimensi gambar
Kecepatan browser ketika sedang memuat halaman web adalah prioritas yang patut kamu perhatikan. Semakin cepat sebuah halaman dapat diakses, semakin mudah pula mesin pencari untuk melakukan indexing.
Patut diperhatikan bahwa dimensi gambar memiliki dampak yang besar terhadap waktu yang dibutuhkan browser untuk memuat halaman web, karena gambar beresolusi tinggi biasanya memiliki ukuran yang besar.
Hindari penggunaan gambar beresolusi besar jika kamu hanya akan menampilkannya dalam ukuran thumbnail. Sebagai contoh, Apabila kamu menggunakan foto berukuran 1080 x 1080 hanya untuk menampilkan sebuah thumbnail beresolusi 200 x 200, maka kamu sebenarnya sedang membuat pengguna menunggu tampilan web kamu lebih lama dengan ukuran file yang kurang proposional.
Gunakan gambar yang responsif
Aspek ini juga akan menentukan penilaian mesin pencari terhadap blog atau situs web milikmu. Gambar dapat mempercantik blog atau situs web, tetapi bisa juga malah membuat pengunjung kabur.
Sebuah penjelasan menarik dari Pete LePage di tautan ini akan memberikanmu gambaran tentang bagaimana kamu akan menggunakan gambar yang responsif serta penggunaan atribut picture.
Apabila memungkinkan, kamu juga dapat menggunakan atribut srcset untuk menyajikan gambar yang sama di tiap dimensi layar yang berbeda. WordPress telah mendukung penggunaan atribut ini sejak versi 4.4. Jika kamu menggunakan versi sebelumnya, saya sarankan kamu menggunakan plugin RICG Responsive Images for WordPress untuk menggunakan atribut srcset dalam blog atau situs web milikmu.
Mengurangi ukuran file gambar
Langkah selanjutnya adalah dengan mengatur ukuran file sekecil-kecilnya dengan tetap menjaga kualitasnya. Banyak sekali tool yang tersedia untuk melakukan ini, seperti ImageOptim, JPEGMini, PunyPNG, atau Kraken.io.
Setelah kamu menggunakan berbagai tool di atas untuk memperkecil ukuran file gambar, kamu dapat menggunakan tool seperti YSlow untuk mengecek apakah optimalisasi gambar berhasil atau tidak.
Memasukkan gambar ke artikel
Kamu tidak bisa sembarangan memasukkan gambar ke dalam artikel. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, penggunaan gambar harus relevan dan memiliki fungsi ilustratif terhadap sebuah pembahasan. Hal ini akan membantu pembaca untuk memahami apa yang berusaha dijelaskan penulis di dalam sebuah artikel.
Caption
Caption adalah teks yang menyertai sebuah gambar. Apabila kamu melihat gambar-gambar yang ada pada artikel ini, kamu akan melihat bahwa setiap gambar memiliki caption masing-masing. Mengapa caption ini penting dalam optimalisasi mesin pencari?
Pembaca melihat caption ketika mereka sedang membaca artikel. Selain judul dan subjudul, pembaca cenderung untuk melihat cepat sebuah gambar dan caption yang ada.
Dalam riset yang dilakukan KissMetrics, hasilnya menyatakan bahwa caption pada gambar dibaca tiga ratus persen lebih banyak dibandingkan dengan teks artikel itu sendiri. Jadi penggunaan caption yang kurang optimal akan membuatmu kehilangan kesempatan untuk menarik calon pembaca ke dalam artikel yang kamu buat.
Jadi, kita perlu menambahkan caption ke setiap gambar yang kita gunakan? Belum tentu. Sebagai pembuat konten, keputusan ini ada di tanganmu, karena tidak semua gambar memiliki fungsi yang sama di dalam sebuah artikel.
Apabila menurutmu sebuah gambar memang pantas untuk diberikan caption, berikanlah. Pikirkan apa yang pembaca harapkan dari sebuah artikel, jangan hanya memikirkan apa yang mesin pencari inginkan.
Alt Text dan Title Text
Alt Text atau Alt Tags adalah informasi yang ditambahkan kepada sebuah gambar. Alt Text akan muncul apabila gambar tersebut tidak dapat ditampilkan kepada pembaca di dalam sebuah halaman web.
Agar informasi yang ada pada gambar tersebut tetap dapat dikonsumsi oleh pembaca, keberadaan Alt Text sangatlah penting. Jangan lupa juga untuk memasukkan keyword yang kamu incar ke dalam Alt Text tersebut.
Title Text adalah tulisan yang biasa kamu lihat ketika kamu mengarahkan pointer mouse ke gambar. Kebanyakan orang menggunakan deskripsi yang sama seperti Alt Text pada Title Text, sementara yang lain mengosongkannya.
Apa sih pentingnya Title Text ini? Mereka dapat membantu pembaca untuk mengetahui informasi tambahan lainnya tentang gambar yang tersaji, seperti kaitan gambar tersebut dengan konteks yang ada.
XML Image Sitemap
Untuk memberikan informasi kepada mesin pencari tentang blog atau website kamu, kamu perlu menambahkan tag spesifik gambar pada sitemap. Kamu dapat menggunakan sitemap terpisah untuk ini, atau kamu dapat menambahkan informasi yang ada pada gambar pada sitemap yang telah ada.
Dengan menambahkan gambar pada sitemap XML, kamu akan menolong mesin pencari untuk melakukan indexing terhadap gambar yang ada. Lakukan hal ini untuk menjamin keoptimalan gambar pada mesin pencari.
Melakukan optimalisasi gambar terhadap mesin pencari memang sebuah perkara yang cukup kompleks. Mesin pencari setiap harinya selalu berkembang dengan pengetahuan baru, menjadikannya semakin dekat dengan pola pikir manusia.
Satu hal yang perlu diingat: Jangan membuat konten untuk mesin, tetapi buatlah konten untuk manusia. Tentunya konten tersebut harus nyaman dibaca, informatif, serta bermuatan positif.
Apakah kamu memiliki cara tersendiri dalam melakukan optimalisasi gambar untuk mesin pencari? Bagikan gagasanmu di kolom komentar!