08Mar
Keahlian untuk Seorang Content Marketing
Keahlian untuk Seorang Content Marketing – Content marketing saat ini telah menjadi sebuah industri yang begitu luas. Semakin banyak “pemain” membuat persaingan di bidang content marketing menjadi ketat. Penulis berlomba-lomba menyajikan konten pada masyarakat internet yang jumlahnya begitu banyak. Dulu sekadar bisa menulis saja sudah cukup menjadi modal, tapi kini tidak lagi demikian.
Bila kita berkaca para definisi dasarnya, content marketing adalah “pendekatan pemasaran yang berfokus pada pembuatan dan distribusi konten berkualitas, bernilai, relevan, serta konsisten untuk menarik dan mempertahankan audiens tertentu—dan pada akhirnya mendorong aksi yang profitable”. Ada lima syarat keahlian yang harus dimiliki pegiat content marketing untuk mencapai tujuan tersebut.
Menulis dengan baik
Kebutuhan pertama sudah jelas, seorang penulis harus bisa menulis dengan baik. Kamu perlu kemampuan penulisan dasar seperti tata bahasa, tanda baca, serta EYD. Tapi lebih dari itu, kamu juga harus bisa:
- Memilih tema tulisan yang relevan
- Mengadaptasi gaya bahasa sesuai audiens
- Menyederhanakan topik yang kompleks
- Menggunakan istilah yang tepat
- Menciptakan paragraf pembuka yang menarik
- Menyusun paragraf penutup yang berkesan
Menulis dengan baik bukan berarti kamu harus menjadi grammar nazi. Kamu punya editor untuk membantu urusan tersebut. Yang lebih penting dari itu adalah kualitas tulisanmu harus terpoles dengan baik, tidak seperti tulisan blogger amatir.
Menciptakan judul yang kuat
Percuma kamu membuat artikel bagus bila tidak ada orang yang membaca artikel itu. Judul atau headline adalah bagian yang sangat kecil dari sebuah tulisan, namun berdampak sangat besar. Menurut berbagai studi, 80 persen pemirsa membaca judul tapi tidak membaca tulisan isinya. Pakar marketing Neil Patel bahkan menyatakan bahwa penulis harus menghabiskan lima puluh persen waktu penulisannya untuk membuat judul.
Ada beberapa trik untuk membuat judul yang bisa memancing pembaca. Misalnya mengawali judul dengan angka (seperti artikel ini), menggunakan kata-kata sifat tertentu, memanfaatkan kalimat negatif atau kontroversi, dan sebagainya. Tapi kamu juga harus menjaga agar judul tetap terasa unik dan singkat. Judul sebaiknya tidak lebih dari 65 huruf, supaya bisa tampil di mesin pencari secara utuh.
Sadar akan user experience
Kamu tidak harus ahli dalam semua hal teknis, seperti SEO, desain web, conversion rate, hingga berbagai metrik yang rumit. Memang pemahaman akan hal-hal tersebut berguna, tapi bila diwajibkan pada semua penulis maka jumlah penulis di dunia ini akan jauh berkurang. Yang penting kamu bisa melihat hasil tulisanmu sendiri dari sudut pandang pengguna.
Baca Juga : Cara Meningkatkan Traffic Blog Kamu
Dengan fokus pada sudut pandang pengguna, kamu akan bisa berpikir kritis terhadap tulisanmu sendiri. Cari bagian mana yang menurutmu kurang, lalu perbaiki di tulisan selanjutnya. Pengoptimalan desain, conversion rate, hingga SEO perlahan-lahan akan mengikuti peningkatan kualitas yang kamu lakukan, asalkan kamu benar-benar fokus menciptakan pengalaman terbaik bagi pengguna.
Pengetahuan mendalam di suatu bidang
Ada penulis yang bisa mempelajari suatu bidang dengan cepat dan menghasilkan konten layaknya tulisan seorang pakar. Tapi penulis seperti ini langka. Pada umumnya, konten bermutu hanya bisa dihasilkan oleh orang yang punya pengetahuan dan pengalaman mendalam di bidang yang ia tulis.
Kamu tidak mungkin menyuruh orang yang tidak pernah menyentuh pemrograman untuk menulis tentang optimalisasi web development dengan framework MVC. Sama tidak mungkinnya dengan menyuruh seseorang menulis tentang analisis strategi LTV konsumen, padahal ia tidak punya pengalaman pemasaran. Bila dipaksakan, hasilnya akan terasa dangkal bahkan penuh kesalahan. Penulis butuh pengalaman dan spesialisasi.
Kamu tidak mungkin menyuruh orang yang tidak pernah menyentuh pemrograman untuk menulis tentang optimalisasi web development dengan framework MVC. Sama tidak mungkinnya dengan menyuruh seseorang menulis tentang analisis strategi LTV konsumen, padahal ia tidak punya pengalaman pemasaran. Bila dipaksakan, hasilnya akan terasa dangkal bahkan penuh kesalahan. Penulis butuh pengalaman dan spesialisasi.
Paham dasar ilmu pemasaran
Meski berbeda dengan pemasaran konvensional, pada akhirnya content marketing tetaplah bagian dari marketing. Orang yang menggeluti bidang ini harus paham unsur-unsur lain marketing selain konten, misalnya UI, UX, humas, analitik, branding, dan lain-lain. Pengetahuan lintas bidang ini dapat diilustrasikan dengan diagram berbentuk huruf T.
Ketika kamu sudah paham akan perananmu di dunia marketing, kamu bisa membuat konten yang lebih tajam dan strategis, sejalan dengan tujuan pemasaran yang ingin kamu capai. Tidak perlu paham seluk-beluk semuanya terlalu dalam, asal kamu selalu sadar, sebenarnya untuk apa kamu menulis.
Baca Juga : Menggunakan Content Marketing dalam Bisnis
Content marketing adalah bidang yang terus berubah. Memang benar, selama content marketing masih ada, penulis akan terus dibutuhkan. Tapi penting sekali untuk memahami kondisi industri dan beradaptasi terhadap kondisi tersebut.
Ingat, dengan menulis, kamu tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi dirimu atau perusahaanmu, tapi juga sedang berbagi ilmu dan membuat dunia jadi sedikit lebih baik. Jangan berhenti menulis, belajar, dan mengasah kemampuanmu agar bisa terus menghasilkan konten berkualitas.