Adanya akuisisi startup setidaknya menjadi salah satu indikasi kualitas, karena berhasil membawa investor percaya terhadap bisnisnya. Pertanyaannya kemudian apa saja yang membuat sebuah startup layak diakuisisi? Apakah startup yang dirintis harus rela diakuisisi? Apa saja keuntungannya menyetujui akuisisi? Apakah masih bisa menjalankan visi bisnis nantinya? Berapa lama proses akuisisi berlangsung? Dan apa yang harus dilakukan jelang proses akuisisi hingga selesai diakuisisi?

Dalam tulisan pribadinya, Patrick Meenan seorang Venture Capitalist dari Silicon Valley mengupas seputar fakta dan mitos proses akuisisi yang ternyata selama ini banyak informasi salah kaprah yang beredar di kalangan pelaku startup.

Mitos:

Jika startup berada pada lingkungan ekosistem yang sama dengan perusahaan ternama, kemungkinan besar perusahaan tersebut memiliki peluang untuk diakuisisi.

Fakta:

Tidak semua perusahaan besar yang memiliki latar belakang bisnis yang sama dengan startup tertentu akan mendapatkan kesempatan untuk diakuisisi. Akuisisi akan terjadi jika startup telah berhasil melakukan hal-hal yang diperlukan seperti, memberikan nilai yang baik kepada konsumen, integrasi yang aktif dan produk yang bisa dinikmati untuk semua orang, disukai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh konsumen. Jika startup telah memenuhi hal tersebut, besar peluangnya startup akan diakuisisi oleh perusahaan ternama.

Mitos:

Bagian Corporate Development yang memutuskan startup mana yang berhak di akuisisi.

Fakta:

Hal ini yang harus diklarifikasi, karena biasanya bagian Corporate Development hanya bertanggung jawab untuk menjalani proses akuisisi, sementara pemilihan startup mana yang dipilih oleh perusahaan untuk diakuisisi adalah para petinggi di perusahaan seperti direksi atau pendiri dari perusahaan tersebut.

Mitos:

Tidak peduli berapa besar jumlah uang yang dihabiskan saat proses akuisisi, selama adanya pertumbuhan, pemasukan dan momentum.

Fakta:

Pertumbuhan, pemasukan hingga momentum merupakan pemicu utama startup berhasil diakuisisi, berapa banyak uang yang pemilik startup habiskan memiliki pengaruh yang besar. Nantinya perusahaan yang mengakuisisi akan menyerap semua profit & loss startup yang diakuisisi namun demikian target akhir tahun tidak akan mengalami perubahan yang berarti merupakan proses dari akuisisi. Proses akuisisi juga bisa mengimbangi kerugian yang dialami oleh startup berdasarkan hasil akhir tahun.

Mitos:

Startup berpotensi diakuisisi jika berada pada segmen yang mainstream dan banyak pemain yang sama.

Fakta:

Meskipun hal ini sedikit benar adanya, namun demikian semua ditentukan kembali dengan berapa besar kategori. Selama ini sudah banyak startup yang memiliki ide bisnis yang sama diakuisisi oleh perusahaan teknologi ternama (Microsoft membeli aQuantive setelah terlambat membeli Doubleclick, Apple membeli Quatro Wireless setelah terlambat membeli AdMob, Oracle membeli Taleo setelah SAP membeli SucessFactors). Jika startup ingin menjadi yang pertama dilirik oleh perusahaan besar, pastikan inovasi, teknologi hingga produk yang ditawarkan memiliki nilai lebih dari kompetitor lainnya.