11Mar
Alasan Mengapa Startup Menolak Lamaran Kerja kamu
Mengapa Startup Menolak Lamaran Kerja – Mungkin sebagian dari kita terheran-heran: IPK sudah di atas 3, pengalaman organisasi ada, bicara juga bisa, tetapi kenapa startup menolak lamaran kerja kita?
Dalam presentasinya di Student Stage Tech in Asia Jakarta 2015, Ken Ratri Iswari, Founder dan pendiri GeekHunter, membeberkan alasan mengapa lamaran kerjamu ditolak oleh startup besar di Indonesia, serta memberi tip bagaimana agar kita lebih mudah diterima di dunia kerja.
Kamu tidak standout dibandingkan kandidat lain
Kamu mungkin menyadari bahwa kamu tidak hanya sendiri, ada ribuan kandidat lain yang memiliki IPK yang tak jauh dari milikmu, berasal dari kampus yang sama, atau bahkan berasal dari jurusan yang sama. Lalu mengapa mereka harus memilih kamu bila kamu tidak berbeda? Apa yang bisa membuatmu tampil beda dibanding yang lain?
Selain IPK dan pengalaman organisasi, hal yang membuatmu menonjol adalah prestasi. Memenangkan berbagai kompetisi bisa menjadi hal yang membedakan kita dengan yang lain, selain juga akan memberikan pengalaman yang bermanfaat saat bekerja nantinya.
CV-mu tidak didesain dengan baik
Kita harus memahami bahwa waktu yang dimiliki perekrut perusahaan tidaklah banyak, sementara mereka harus mengurus ribuan calon karyawan. Karenanya, CV yang dirancang dengan baik adalah sebuah kewajiban.
Kita tidak perlu menjadi desainer untuk merancang sebuah CV. Yang terpenting adalah CV tersebut mencakup informasi relevan untuk si pencari kerja. Ken menceritakan bahwa banyak calon karyawan yang memasukkan informasi yang tidak penting untuk perusahaan, seperti jenis kelamin (sudah ada di foto), agama, dan lainnya.
Selain itu, CV-mu juga harus ditulis secara lengkap, namun tidak berlebihan. Banyak pelamar kerja yang hanya membuat daftar pengalaman tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang dilakukannya dalam posisi tersebut.
Baca Juga : Tips membangun budaya dalam startup
Untuk menjelaskannya, tulislah pengalamanmu dalam format STAR:
- Situation: jelaskan permasalahan yang kamu hadapi dalam pekerjaan tersebut.
- Task: apa yang hendak kamu capai dari pekerjaan itu.
- Action: jelaskan apa yang kamu lakukan untuk meraihnya.
- Result: jelaskan apa yang akhirnya bisa kamu raih dengan apa yang kamu lakukan.
Kamu tidak memahami perusahaan yang kamu lamar
Sebagaimana melamar pacar, untuk melamar perusahaan kamu juga perlu memahaminya secara mendalam! Banyak pelamar kerja hanya menuliskan daftar riwayat hidup, kemudian menyebarkannya ke ratusan perusahaan. Bahkan seringkali kita lupa perusahaan mana saja yang telah kita kirimkan lamaran.
Cara tersebut tidak hanya melelahkan, tetapi juga tidak efektif. Kalau pun dapat, mungkin kamu hanya akan mendapatkan perusahaan yang biasa-biasa saja, karena perusahaan luar biasa juga mengharapkan sesuatu yang luar biasa.
Mereka ingin agar kamu memiliki passion terhadap apa yang mereka lakukan, dan memiliki value yang sama. Untuk itu tentunya kamu harus meneliti dulu value apa yang dipegang oleh perusahaan tersebut dengan mengunjungi situs resmi mereka. Kamu bisa menunjukkan pemahamanmu itu baik di CV maupun saat wawancara nantinya.
Kamu tidak memahami dirimu sendiri
Hal lain yang sering dilupakan adalah pemahaman akan diri sendiri. Apa yang kamu ingin lakukan 5 tahun ke depan? 10 tahun ke depan? Mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan hari ini?
Pertanyaan-pertanyaan ini sebaiknya sudah terjawab saat kamu masih menjadi mahasiswa. Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat membantumu menentukan skill dan achievement apa yang harus kamu pelajari untuk mendapatkan apa yang kamu mau.
Misalnya, bila kamu ingin bekerja sebagai konsultan di perusahaan multinasional, kamu harus memiliki IPK yang sangat tinggi. Mereka biasanya meminta IPK di atas 3,5 diimbangi dengan pengalaman organisasi dan prestasi yang juga cukup.
Kamu lupa mengelola online presence-mu
Zaman sekarang, tweet-mu adalah harimaumu. Bila tertarik, perusahaan dan calon bosmu biasanya tidak hanya melihat CV, tetapi juga apa yang kamu lakukan di media sosial. Ini bisa mempengaruhi drastis keputusan mereka.
Karena itu, jagalah agar baik Twitter maupun Facebook-mu terlihat profesional. Atau alternatifnya, jangan lupa mengatur privasi di semua media sosial agar akunmu tidak bisa dilihat sembarang orang.
Begitu pula dengan LinkedIn. Buatlah profil yang menarik dan lengkap, dan tonjolkan perbedaanmu dibanding kandidat lainnya.
Itulah lima kesalahan yang sering dilakukan para pencari kerja sehingga CV mereka tidak diterima. Apakah kamu juga melakukannya?