KAOS #2019GANTIPRESIDEN : Butuh waktu hingga 10 detik bagi Teguh untuk mengangkat panggilan masuk yang sudah berdering. Entah karena kesibukan atau karena perasaan risihnya dengan nomor tak dikenal yang kerap mengganggunya akhir-akhir ini.
"Halo, Assalammualaikum," ucap Teguh dengan logat Sunda yang begitu kental setelah memutuskan untuk mengangkat telepon.
Teguh adalah wirausahawan berdarah Cianjur yang belakangan ini mendapat sorotan media. Bagaimana tidak, video tatkala dirinya tengah mendesain tulisan Kaos #2019GantiPresiden di atas kaus polos berhasil mencuri perhatian publik.
Kepada IDN Times, Teguh mengaku jengah dengan panggilan masuk yang memperkenalkan dirinya sebagai awak media. Sempat enggan untuk diwawancarai, pada akhirnya pemilik akun Instagram @TeguhKaosPolos ini bersedia bercerita kepada IDN Times.
"Wah iya Om, banyak dari kemarin yang telepon. Beritanya juga aneh-aneh Om," sambungnya "Ya sudah, mau wawancara apa Om, sekalian ada yang mau saya klarifikasi."
1. Telah membuat kaus #2019GantiPresiden sebanyak 300 buah
Teguh merintis usaha jual-beli kaus polos dan sablon sejak beberapa tahun terakhir. Mendekati momen Pilkada dan Pilpres 2019, Teguh menjadi satu dari sekian pengusaha kecil menengah yang mendapat berkah atas ketegangan politik Tanah Air.
Maraknya kaus bertuliskan Kaos #2019GantiPresiden sebagai ekspresi kekecewaan sebagian publik kepada kinerja Presiden Republik Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo.
Teguh menjadi satu dari sekian konveksi yang menerima proyek pengerjaan kaus #2019GantiPresiden. "Saya bikin sesuai pesanan Om. Terakhir bikin minggu kemarin," katanya saat dihubungi beberapa hari lalu.
Dari kali pertama ia menggarap kaus tersebut, Teguh mengaku telah berhasil menjual ratusan buah.
"Wah kalau total sudah 300-an. Itu gak cuma satu orang yang mesen, ada banyak. Ada yang satuan, ada yang lusinan," lanjutnya.
2. Kaos #2019GantiPresiden telah diekspor hingga Amerika Serikat
Kemudian, 'urang Sunda' itu memberi tahu ke mana saja produk buatannya itu telah dikirim. "Kalau kaus yang ganti presiden, itu paling banyak ke Jakarta dan Lampung. Ada juga ke Sulawesi dan Sumatera beberapa," bebernya.
Hal yang mengejutkan adalah kaus yang dibandrol dari harga Rp85 ribu itu telah dikirim ke Negeri Paman Sam.
"Ada juga Om dua baju dikirim ke Amerika. Saya mah gak tau itu siapa yang mesen, tapi kayaknya WNI yang ada di Amerika," tutur Teguh.
Berdasarkan penuturannya, untuk setiap bajunya Teguh meraup untung sekitar Rp5 ribu rupiah.
3. Tidak ambil pusing soal keberpihakan
Di tengah konstestasi politik yang semakin memanas, Teguh mengaku acuh terhadap tendensi masyarakat kepada dirinya. Sebab, mereka yang mengenakan atau memesan Kaos #2019GantiPresiden, kerap ditendensikan sebagai kontra Jokowi.
"Alhamdulillah sampai sekarang belum ada yang nyinyir. Tapi saya gak masalah, mau buat kaus ganti presiden atau dua periode, saya kan kerjanya memang nyablon. Jadi ini rezeki buat saya," beber dia, lagi-lagi dengan aksen Sunda yang begitu khas.
Bahkan dia sempat bercanda "Saya kan orang viking (pendukung Persib Bandung), kalau ada yang pesan baju Persija juga saya buat, hehe," guranya.
Teguh turut mengaku kalau dia tidak pernah memikirkan apakah pemesan dan reseller yang bekerja sama dengannya adalah pihak oposisi pemerintah atau bukan.
4. Omzet mengalami kenaikan di setiap minggunya
Berkah lain turut dirasakan oleh Teguh. Menurutnya, usai video yang diunggah oleh pemesannya viral di media sosial, banyak masyarakat yang memesan baju di pabrik kecilnya.
"Alhamdulillah kalau baju ganti presiden sebenarnya gak seberapa ya. Tapi setelah itu jadi banyak yang mesen. Omzet saya naik sekitar 10 persen per-pekannya," katanya.
Meski banyak orang yang lebih memanfaatkan momentum ini ketimbang dirinya, Teguh percaya bahwa apa yang dirasakannya saat ini adalah rezeki yang telah diberikan Tuhan.
"Awalnya kan ada pelanggan yang mesen terus saya di-videoin. Nah viral tuh. Tapi lebih banyak orang lain om yang produksi bajunya massal. Saya sih gak masalah," nada ikhlas sarat terasa usai dirinya mengucapkan demikian.
5. Tokonya sempat didatangi polisi
Lantaran viral di media daring, aparat kepolisian sempat mendatangi tempat Teguh. Alih-alih menghentikan produksinya, Teguh justru mengatakan kalau apa yang dilakukan polisi adalah bentuk pencegahan atas tindak penipuan.
Insiden inilah yang diklarifikasi oleh Teguh. "Ini saya klarifikasi. Ada media yang beritain kalau polisi aneh-aneh di toko saya. Itu enggak. Mereka datang cuma untuk memastikan apakah saya benar pedagang gak. Jangan-jangan saya penipu. Saya gak diapa-apain, takutnya aja masyarakat banyak yang ketipu," bebernya.
Atas semua itu, menanggapi pro-kontra kaos #2019GantiPresiden, Teguh berhasil melihatnya dari sudut pandang yang amat positif.
Bagi dirinya, perbedaan pendapat adalah ciri khas dari demokrasi yang harus dijaga. Selain itu, masyarakat Indonesia yang sudah lebih melek politik dan kondisi kebangsaan, dirasa akan lebih bijak menanggapi isu seperti itu.
"Yang penting damai ya," tutupnya. Kaos #2019GantiPresiden