Arab Saudi akan menjadi pusat pemeliharaan pesawat dan pembangkit listrik utama di Timur Tengah seiring privatisasi pemeliharaan maskapai Saudi Arabian Airlines. “Selain itu, Arab Saudi juga akan menjadi pusat perbaikan dan overhaul (MRO) pesawat,” kata Wakil Presiden Saudi Arabian Airlines, Abdullah Al-Ajhar, Rabu (27/4).
Al-Ajhar mengatakan, divisi MRO telah melesat ke arah penyelesaian privatisasi, menjadi unit strategis dengan perusahaan sendiri bernama Saudia Aerospace Engineering Industries (SAEI). “Kami sekarang mencari mitra bisnis untuk SAEI dan membuka tender untuk calon investor potensial,” ujarnya.
Pemenang tender dapat bertindak sendiri atau dalam sebuah konsorsium dengan investor lain, dan akan ditawarkan untuk memperoleh 30 persen saham SAEI dan berpartisipasi dalam mengelola proyek ini.
SAEI telah menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Saudia Arabian Airlines untuk pemeliharaan 125 armada pesawat, yang mencakup 44 pesawat baru seperti Airbus 320s, A321s dan A330. “Privatisasi SAEI memiliki banyak dimensi, yang terpenting adalah dimensi strategis untuk menjadikan Saudi Arabian Airlines sebagai pusat utama industri pesawat komersial di Timur Tengah dan wilayah Teluk,” kata Al-Ajhar.
Perusahaan perawatan pesawat yang berbasis di Jeddah ini memiliki 5.523 karyawan, sekitar 88 persennya adalah warga Saudi. Mereka ditempatkan di 26 perusahaan penerbangan domestik dan 30 bandara internasional.
Presiden Eksekutif SAEI, Ali bin Abdullah Milaat, mengatakan perusahaannya telah menyelesaikan sejumlah proyek privatisasi termasuk restrukturisasi organisasi perusahaan. Dalam hal ini termasuk masalah finansial, operasional, sektor hukum dan tenaga kerja, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan menghadapi tantangan. ( Sumber : Al-Ahbar Al-Arab )
Visi baru Arab Saudi buka peluang bisnis untuk Indonesia
Arab Saudi membuka Peluang Usaha di Arab Saudi yang lebih luas dengan Indonesia. Mereka berniat melepaskan diri dari ketergantungan ekspor minyak.
Arab Saudi membuka lebar pintu kerja sama bisnis lewat reformasi ekonomi “Visi Arab Saudi 2030”. Melalui visi itu, pelaku usaha Indonesia kini berkesempatan untuk menggarap sektor energi baru dan terbarukan, pembangunan infrastruktur, serta ekspor produk makanan minuman ke negeri petro dollar tersebut.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan mempertemukan lebih dari 40 pelaku usaha arab Saudi dengan pebisnis Indonesia dalam misi pembelian (buying mission).
“Ini merupakan upaya untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan Arab Saudi di berbagai sektor, khususnya investasi konstruksi dan ketenagakerjaan profesional,” kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa, Arlinda, pada Rabu, 4 Mei 2016 dalam keterangan tertulis
Kegiatan ini juga didukung oleh sejumlah lembaga lain seperti KJRI Jeddah, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Kementerian Luar Negeri, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Kadin, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
“Menjodohkan” pebisnis
Misi dagang ini memiliki dua jenis kegiatan, yakni business forum dan business matching (B2B).
Forum bisnis menjadi ajang sosialisasi peluang dan potensi kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi di sektor perdagangan. Sedangkan dalam B2B, pelaku Indonesia berkesempatan bertemu dan bernegosiasi lebih dalam dengan pelaku usaha Mekkah selaku mitra dagang. Di sini, kesepakatan kerjasama akan tercapai.
Selain itu, untuk menarik minat, para pengusaha Indonesia juga memamerkan dan mempromosikan produknya. Arlinda meminta pengusaha Indonesia untuk meningkatkan kualitas barang terlebih dahulu.
“Ada kriteria-kriteria yang cukup ketat bagi produk yang dipasarkan di Arab Saudi,” kata dia.
Beberapa di antaranya adalah, perusahaan yang akan memasok produk harus kredibel; khususnya mengenai keamanan jumlah pasokan. Kedua, memenuhi standar internasional yang diisyaratkan yakni Saudi Standrads, Quality and Metrology Organization (SASO). Ketiga, tentu saja memenuhi persyaratan halal.
Mitra dagang potensial
Peluang Usaha di Arab Saudi dan Indonesia memiliki sejarah bilateral yang panjang. Negara ini juga merupakan salah satu mitra dagang yang potensial di kawasan Timur Tengah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai total perdagangan nonmigas kedua negara pada periode 2011-2015 memperlihatkan pertumbuhan positif 3,89 persen per tahun. Rata-rata nilainya sevesar US$ 1,83 miliar per tahun. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar US$ 921,23 juta per tahun di periode sama.
Pada 2015, neraca perdagangan mengalami surplus 29,84 persen. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab saudi selama ini adalah kendaraan bermotor; minyak kelapa sawit; tuna; karet dan produk karet; plywood; kertas dan produk kertas; bubur kertas; arang kayu; serta tekstil dan produk tekstil.
Persaingan Bisnis di Saudi Arabia Sangat Fair..!
Hidup dan tinggal di Saudi Arabia memang membuat banyak pengalaman yg berharga,pengalaman yang sudah pasti berbeda dan terkadang sedikit banyak mempengaruhi jalan fikiran kita..!
Contoh saja masalah kehidupan orang-orang arab di Jeddah sini.! di Jeddah sini antara tetangga satu dengan tetangga lainnya sama mirip-mirip kehidupan di kota besar manapun yakni tidak mengenal tetangga satu dengan lainnya..terutama untuk orang- yang sudah dewasa..apalagi wanitanya..!
Tapi tidak usah kuatir mereka tetep memberi salam jika berjumpa di jalan kok..!walau terkesan Individualistis sekali..!jadi pergaulan mereka biasanya melalui faktor kedekatan anak-anak mereka yg satu sekolah dengan jiran-nya..!selain itu bisa juga karena dulu sama-sama satu kerja,satu sekolah/university dan satu daerah semasa anak-anak..!atau paling sering masih satu saudara..nah yg ini bisa lengket dan dekat walau mereka tinggal berjauhan sekalipun..!
Mau Beli Kaos Dakwah Islami
Tapi untuk di daerah-daerah masih lumayan ada saling kenal walau tidak ada pertemuan seperti karang taruna atau RT/RW dan nongkrong bareng di depan rumah..!kegiatan seperti ini jarang sekali terjadi di Saudi Arabia..paling mereka akrab jika sering jumpa di Masjid..itu saja ya selama di Masjid saja mereka sekedar basa-basi..!
Jadi yang namanya main ke rumah tetangga dan ngobrol pepesan kosong sangat jarang terjadi di Saudi Arabia..!
Hal ini juga mempengaruhi cara berfikir mereka dalam hal berbisnis..!Bisnis di Saudi Arabia lumayan cerah prospeknya,karena daya beli rakyat Saudi Arabia lumayan tinggi..!
Tak heran karena faktor hal ini banyak orang saudi arabia yg melirik peluang ini..!dan satu lagi jika hendak membuka bisnis di saudi arabia maka tak perlu banyak berfikir tidak enak sama jiran-nya yang sudah usaha sejenis dll.semua pola fikir ala Indonesia tidak berlaku di Saudi Arabia..!
Di Sini adalah hal biasa jika ada orang yang sukses buka usaha Cafe Internet misalnya,maka jangan heran jika tidak lama kemudian jika usaha itu maju di samping-nya persis ada usaha yang sama yakni buka Cafe Internet baru..dengan penawaran dekor dan fasilitas yang lebih baik lagi.. atau lebih murah lagi.
Begitupun jika ada ada Supermarket baru,maka jika usaha itu ramai tak heran dalam waktu tak begitu lama di sampingnya berdiri Supermarket sejenis dengan harga yang lebih bersaing,juga bisnis lainnya seperti toko kurma dan Toko segala oleh-oleh khas arab seperti madu,rempah-rempah,ratus dll, Restaurant,Saloon,Hotel kelas melati ,Toko Perhiasan,Bengkel Mobil,Klinik swasta,Pom Bensin dll.
Bahkan Toko Indonesia dan Restaurant Indonesia-pun kadang berdekatan hanya berjarak beberapa meter saja..padahal kalau di fikir-fikir di tempat lain yg masih jauh masih banyak yang kosong dan belum ada usaha sejenis,tapi begitulah mereka tidak peduli akan hal ini yang penting bagi mereka adalah ada peluang bisnis dan mempunyai tempat usaha atau sewa yang terjangkau maka langsung saja buka usaha..!
Pernah saya lihat ada salon wanita yang terkenal sangat ramai pengunjungnya,maka tak berapa lama di sampingnya persis berdiri saloon yang serupa atau cafe internet malah berjejer berdampingan..!apalagi kalau sekelas counter penjualan alat-alat elektronik kalau yang ini malah kadang sampai satu komplek khusus menjual barang-barang elektronik..!begitupun toko pakaian-sepatu-tas dll. itu sudah biasa sekali satu komplek.
Tapi tidak usah kuatir persaingan mereka sangat fair prinsip mereka rejeki sudah ada yang mengatur,jadi tak ada yang namanya sampai pergi ke dukun atau orang pintar agar usaha mereka laris,sementara usaha saingannya bangkrut,yang ini tidak di kenal di Saudi Arabia..!Apalagi sampai berseteru sampai angkat clurit dan mendatangkan preman guna memprovokasi pesaingnya agar tidak laku..! jauh-jauh deh fikiran macam ini..!
Yang pasti Bisnis dan Peluang Usaha di Arab Saudi aturannya sangat jelas dan keamanan juga terjamin,tak pernah dijumpai yang namanya buka Restaurant,Cafe,Ataupun Usaha kecil lainnya kemudian ada preman yang minta jatah setiap bulan atau setiap hari para pelaku pedagang kaki lima harus setor pada premen dll..!tak pernah ada orang yg berbuat ala preman di Saudi Arabia..!
Yang penting syarat-syarat mendirikan usaha sudah terpenuhi dan pegawainya yang kebanyakan di datangkan dari luar negri atau TKI mempunyai identitas resmi maka usaha mereka lancar,tak ada pula pajak pendapatan yang harus setor pada Kerajaan setiap bulannya..jika untung besar ya tinggal berfikir melebarkan sayap Bisnisnya dan memenuhi segala aturan yang ada..!paling-paling setiap tahun memperbaharui Izin usaha-nya..dan memenuhi syarat-syarat seperti memenuhi kriteria sehat(bagi Resataurant) atau bisnis kuliner..!
Simple dan tidak berbelit itulah hukum di Saudi Arabia..!mau bisnis apa saja tak perlu setor uang jatah pada si anu dan si itu..tak ada kasus macam ini di Saudi Arabia..!
Raja Salman Datang, Pengusaha RI-Arab Saudi Tukar Info Peluang Usaha di Arab Saudi
Hari ini Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar acara Indonesia-Saudi Arabia Business Forum. Acara ini merupakan pertemuan Kadin Indonesia dengan Kadin Arab Saudi yang dihadiri oleh lebih dari 50 pengusaha dari masing-masing kedua belah pihak.
Dalam acara ini juga terjalin penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) diantara kedua belah pihak. MoU tersebut terkait pertukaran informasi di dunia bisnis, teknologi, peluang industri, serta memperkuat hubungan bilateral ekonomi dan bisnis.
“Kami sangat berharap MoU ini bisa menjadi langkah awal untuk mempererat hubungan antara pemain bisnis Indonesia dan Arab Saudi,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Rosan mengatakan, hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi di bidang Peluang Usaha di Arab Saudi selama ini sudah terjalin cukup harmonis. Hal itu terlihat dari nilai total perdagangan non-migas antara Indonesia dan Arab Saudi pada 2011 dan 2015 meningkat 3,89% secara tahunan.
“Nilai rata-rata di Indonesia non-minyak dan gas ekspor ke Arab Saudi pada periode 2011-2015 tercatat US$ 1,83 miliar per tahun. Sementara itu, rata-rata impor non migas Indonesia dari Arab Saudi US$ 921,23 juta per tahun selama periode yang sama,” tuturnya.
Selain itu, Arab Saudi di Indonesia pada 2014 terdiri dari 6 proyek dengan nilai US$ 2,9 juta dan pada 2015 terdiri dari 28 proyek dengan nilai US$ 30,4 juta. Rosan berharap hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia-Arab Saudi bisa semakin ditingkatkan untuk membuka Peluang Usaha di Arab Saudi
“Kita tahu bahwa ada peluang besar bagi Arab Saudi untuk terlibat dalam upaya pembangunan kita dengan meningkatkan investasi Arab Saudi di Indonesia. Pemerintah Indonesia kini aktif mempercepat pelaksanaan program infrastruktur fisik, seperti jalan tol, kereta api, laut dan bandara, jembatan dan lainnya. Kami juga mengembangkan sejumlah kawasan industri di berbagai wilayah Indonesia,” pungkasnya.
Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh Rosan dan Ketua Kadin Arab Saudi Hamdan Al Samarain. Sementara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan dan Industri Arab Saudi serta Kepala BKPM Thomas Lembong ikut menyaksikan.
Peluang Bisnis dan Peluang Usaha di Arab Saudi Masih Terbuka Lebar
Peluang Usaha di Arab Saudi bagi pengembangan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi masih terbuka lebar. Potensi yang dimiliki kedua negara, termasuk Provinsi Jizan, yang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan dan pengembangan wilayahnya.
Demikian antara lain disampaikan Konsul Jenderal RI Jeddah Zakaria Anshar kepada Gubernur Jizan Pangeran Muhammad bin Nasir bin Abdul Aziz saat melakukan kunjungan dan pertemuan di kantor gubernur Jizan, seperti tertuang dalam siaran persnya, Selasa (3/4/2012).
Di samping membicarakan isu kerja sama ekonomi, Konsul Jenderal juga menyinggung isu perlindungan WNI di Jizan. Saat ini, kata Zakaria, diperkirakan terdapat sekitar 50 ribu WNI yang tinggal dan bekerja di Propinsi Jizan.
Pengembangan kota ini ditujukan sebagai pusat kegiatan industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata. Pembangunan yang terus berlangsung di Jizan merupakan peluang emas bagi calon investor Indonesia. Jizan adalah wilayah potensial bagi pemasaran komoditas unggulan seperti bahan-bahan bangunan, produk interior maupun furniture.
Peluang Bisnis dan Peluang Usaha di Arab Saudi
Para pembaca yang terhormat dan saya cintai. sudah kita ketahu bahwa sekian ribu jemaah haji dan umroh setiap tahun berbondong-bondong meuju ke tanah tempat kelahiran rasulallah Salawlahualihiwasalam. yaitu Kingdom Of Saudi Arabia Atau yang lebih di kenal dengan saudi arabia.. belum lagi para imigran asal indonesia yang bekerja di saudi arabia. yang kesemuanya berjumlah lebih dari 6juta Orang.yang kesemuanya berlokasi di hampir semua daerah saudi arabia.
banyak memang toko-toko indonesia yang sudah beroprasi di saudi arabia. tapi ini tidak sepenuhnya mencukupi semua kebutuhan penduduk indonesia yang bermukim di saudi arabia, semua orang indonesia yang bermukim di saudi arabia pasti memiliki perasaan yang sama. sesekali mereka pun ingin merasakan masakan khas asli indonesia yang hanya untuk sekedar melepas rasa rindu pada rasa kuliner kampung halaman. menurut penelusuran saya selama bermukim di saudi arabia dan bekerja pada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi bangunan dan airport. membuat saya memiliki waktu luang yang banyak sekali unutk sekedar hunting atau jalan-jalan melihat – lihat semua toko-toko indonesia yang ada di saudi arabia. dari semua toko indonesia yang saya datangi..dan tanyakan,, perihal barang dagangan dan Peluang Usaha di Arab Saudi yang paling laris manis. di antaranya ialah:
1.Tempe dan Tahu
2.Terasi.
3.Kerupuk (baik kering maupun sudah siap saji)
4.Rokok dan Minuman asli indonesia (sosro.Larutan cao kaki tiga,dll)
5.Kopi asli indonesia (kapal api dan ABC)
setelah saya tanyakan pada pemilik toko yang memang asli orang indonesia. tentang ketersediaan barang tersebut. semuanya menjawab banyak mengalami kesulitan dalam mengadakan stok barang. karna pada dasarnya sebagian dari barang-barang tersebut memang tidak dari perusahaan yang sudah memiliki izin pengiriman barang dalam kapasitas besar. atau dalam bahasa bisnis (export-Import) mereka selalu memnggunakan jasa kiriman barang pada umumnya. yang harga nya sangat luar biasa mahal. ini sangat mempengaruhi pada harga jual barang dagangan mereka. namun tetap saja barang yang dengan harga yang tinggipun tetap saja laris manis. saya sempat menanyakan pada salah satu pemilik toko tentang omzet pendapatan toko nya per bulan. mereka mengatakan rata-rata mencapai 50.000 – 80.000 SR per bulan-nya. luar biasa. memang tidak mudah untuk mendirikan toko indonesia di tanah para nabi ini.. banyak prosedur yang harus kita lalui. yang salah satunya adalah dengan menggandeng warga asli saudi sebagai media kerjasama. dan kita harus membagi penghasilan sesuai dengan perjanjian dengan mereka. dari setiap omzet penghasilan tahunan kita. namun ini tidak menyurutkan para pemilik toko indonesia di saudi arabia, mereka bahkan ingin membuka lebih banyak lagi cabang di berbagai daerah di saudi arabia. namun bukan bisnis ini yang akan saya tawarkan dan beritakan pada anda. kita tidak harus berurusan dengan system birokasi saudi arabia yang terkenal dengan sistem sangat-sangat lambat. saya akan memberi tahukan tentang Peluang Usaha di Arab Saudi pengadaan barang, dengan jenis yang saya sebutkan di atas tadi. jika kita bisa mengekspor tempe dan tahu dalam kapasitas besar dan berkesinambungan, ini bukan saja akan memberikan peluang kerja bagi masyarakat kita, dan menguntungkan secara financial bagi pelaku bisnis tersebut. atau pemilik modal. saya tadi menyebutkan tentang sulitnya pengiriman barang yang tidak bermerek karna merka memang tidak memiliki modal dan pengalaman dalam melakukan transaksi antar negara. namun barang-barang mereka benar-benar di minati baik oleh orang indonesia maupun oleh orang saudi itu sendiri.
Para pembaca yang budiman. ini hanya sekedar pemikiran saya sebagai orang awam. menurut saya bagaimana jika kita mengumpulkan mereka para produsen kecil dalam satu wadah yang bernaung dalam satu lembaga yang resmi. dengan menggunakan satu merek dagang sebagai media export. mudahnya kita sebagai pemilik modal sebagai tengkulak atau bandar, kemudian kita mengekspor barang dari gudang kita dengan satu nama perusahaan exsport import yang sudah berpengalaman. ke gudang yang ada di negara saudi arabia.. setelah itu baru kita distribusikan ke tiap-tiap toko indonesia yang ada di indonesia.
Saya optimis Peluang Usaha di Arab Saudi dan semua toko indonesia akan mau bekerjasama dengan perusahaan yang kita bangun itu. dengan perjanjian pembayaran yang di sesuaikan. karna perusahaan kita memiliki komitemen tentang ketersedian barang setiap saat. ini hanya menurut pendapat saya,, atau mungkin ada yang sudah mencoba?. sekian dulu tulisan dari saya, kita akan lanjutkan lagi tentang bisnis rakyat pada tulisan berikutnya,, silahkan anda kasih saran. agar kita saling berbagi pengalaman,,
Dari Berbagai Simber Peluang Usaha di Arab Saudi