Fenomena batu akik

BERITA TEKNOLOGI ONLINE Jarum jam masih menunjukkan pukul 03.00. Namun, puluhan mobil bak terbuka yang mengangkut bongkahan-bongkahan batu sudah berderet rapi di sekitar Jakarta Gems Center, Rawa Bening, Jakarta Timur. Mobil-mobil itu milik para pedagang batu akik yang datang dari berbagai daerah di luar Jakarta.

Sabtu (18/4) dini hari itu, kawasan Pasar Rawa Bening, yang termasyhur sebagai pasar batu akik, masih sepi. Beberapa pedagang terlihat masih tertidur pulas di emperan toko, di atas meja pedagang kaki lima (PKL), bahkan di atas batu dagangan mereka yang dilapisi terpal. Tak ada kebisingan dan kesemrawutan yang identik dengan kawasan itu pada siang hari.
Beberapa pedagang yang sudah bangun terlihat berbincang sambil menyeruput kopi dan menikmati camilan. Mereka duduk di atas meja PKL sambil menunggu pembeli datang.
Gelombang tren batu akik akhir-akhir ini telah mengumpulkan para pedagang dari berbagai daerah itu Rawa Bening.
”Kami sudah seperti saudara. Sudah enam bulan kami menjalani hidup seperti ini sebagai pedagang batu. Mungkin kalau tidak jadi pedagang batu kami tak akan saling kenal,” ujar Fifing (57), pedagang asal Sukabumi, Jawa Barat.
Dia mengatakan, pedagang batu akik di Rawa Bening berasal dari berbagai daerah, seperti Aceh, Bengkulu, Lampung, Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan hingga Sulawesi.
Fifing awalnya bekerja sebagai buruh tani di Sukabumi. Namun, dia tertarik ganti profesi setelah melihat temannya yang sukses menjadi penjual batu akik. Apalagi, keuntungan yang didapat jauh lebih menggiurkan.
Lebih dari cukup
Saat menjadi buruh tani, pendapatan Fifing tidak tetap karena tergantung kepada orang yang memakai jasanya. Namun, saat ini dia bisa membawa pulang uang Rp 400.000- Rp 600.000 per hari. Itu dianggap lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan istri dan enam anaknya.
Fifing mengaku memperoleh batu dagangannya dari beberapa warga di daerah asalnya. ”Saya biasanya membeli dari tengkulak. Tengkulak itu mendapatkan batu dari petani yang mencari batu keluar masuk hutan,” ujarnya.
Dia menjual berbagai jenis batu akik, seperti kecubung, pancawarna, dan lavender. Harga normal batu-batu ini antara Rp 250.000-Rp 350.000 per kilogram.
Butuh 2-3 hari bagi para pedagang ini untuk menjual habis dagangannya di Rawa Bening. Saat dagangan habis, mereka pulang ke daerah asal masing-masing untuk kembali mengumpulkan persediaan.
Dengan penghasilan sebesar itu, para pedagang ini sebenarnya mampu menyewa penginapan. Namun, mereka justru memilih tidur di tempat seadanya.

”Kalau tidur di hotel tak bisa kumpul ramai-ramai seperti ini. Lagipula, kami harus menjaga barang dagangan masing-masing. Jadi, tidak boleh jauh-jauh dari mobil,” ujar Fifing.
Herman (42), pedagang asal Pandeglang, Banten, mengatakan, butuh waktu 6-7 jam dari rumahnya untuk sampai ke Rawa Bening. Ia sadar kesehatannya bisa terancam karena sering terkena angin malam saat tidur di emper toko atau di mobilnya.
Bahkan, saat ini terbukti kematian pun bisa mengincar mereka, seperti yang terjadi pada keluarga penjual batu akik asal Bengkulu. Ayah, ibu, dan anak itu ditemukan tewas di dalam mobilnya yang diparkir di dekat Rawa Bening, Jumat lalu.
Namun, Herman mengaku merasa nyaman menjalani semuanya demi menghidupi istri dan ketiga anaknya.
”Hidup kami memang tidak enak-enak amat. Tetapi, kami mempunyai banyak kenalan sejak jadi pedagang batu,” ujarnya. Dia tak pernah menganggap pedagang batu lain sebagai rival. Menurut dia, pedagang batu justru bisa bekerja sama.
Sementara Andi Wahyu Saputro (37) pedagang asal Blitar, Jawa Timur, mengatakan, menjual batu tak hanya bicara soal harga. Menurut dia, komunikasi antara penjual dan pembeli bisa sangat menentukan.
”Saya pernah melepas batu pancawarna Nusakambangan kepada pembeli secara gratis. Padahal, harganya sekitar Rp 500.000,” ujarnya.
Sekitar pukul 04.00, pembeli mulai datang ke mobil-mobil para pedagang ini. Pembeli yang datang di waktu subuh seperti itu biasanya para pedagang eceran.
Salah satu pembeli yang datang pagi itu adalah Trisno (49) pengecer asal Tangerang. Dia sengaja datang subuh-subuh karena harus kembali menjual batu akik itu di daerah asalnya.
”Saya, kan, harus jualan lagi, jadi harus datang subuh. Lagipula kalau subuh, jumlah barang dan pilihannya masih banyak,” ujarnya.
Pagi pun beranjak siang di Rawa Bening. Aktivitas kembali riuh di pasar tersebut. Dan demam batu akik pun berlanjut...
Fenomena batu akik
Yang melanda Indonesia mendapatkan kritikan dari pengusaha Australia. Salah satu kritik berasal dari pengusaha mutiara Joseph Taylor, yang juga merupakan Presiden Direktur PT Cendana Indopearls.
Dia mengatakan, demam batu akik di Indonesia berpotensi merusak alam karena proses penggalian batu yang dilakukan terus menerus dan sering kali tidak terkontrol.
Namun menurutnya, batu akik ini sebenarnya bisa digantikan oleh mutiara yang relatif ramah lingkungan karena bisa dibudidayakan dan diproduksi terus menerus.
"Sekarang lagi ramai batuan dari sumber alam (batu akik) sedangkan saya mempromosikan produk nasional yakni mutiara yang sustain (berkelanjutan)," ujarnya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin (4/5/2015).
Meski demikian, Joseph mengakui bahwa harga mutiara juga tidak murah. Pasalnya, mutiara murni atau asli berasal dari laut dan diperlukan waktu sekitar empat tahun untuk panen.
"Harga jual bisa US$ 35 per gramnya hingga US$ 100 per gram. Tergantung dari bentuk dan mengkilapnya warna mutiara," lanjutnya.
Selain itu, meski sudah booming sejak dulu, namun pengembangan mutiara di Indonesia justru dirasa jalan di tempat. Pasalnya, industri mutiara di Tanah Air tidak memiliki sertifikasi sehingga hasil mutiaranya gampang untuk diklaim oleh negara lain, salah satunya Australia.
"Yang buat begitu bukan budidaya tapi trader. Itu tidak ada sertifikat," tandasnya.

Demam batu akik nampaknya masih akan berlanjut. Dengan banyaknya jenis batu akik yang terdapat di hampir seluruh wilayah di Indonesia, sepertinya negara tercinta kita ini akan menjadi surga bagi pecinta batu akik. Tak hanya diburu para kolektor domestik, namun para kolektor batu mulia dari mancanegara sudah mulai masuk ke Indonesia.
Dari banyaknya jenis batu akik yang ada, ada beberapa jenis yang sangat digemari oleh para pecinta #batu akik. Bagi Anda yang sedang menjalankan bisnis ini, ada baiknya jika Anda juga mempunyai koleksi batu akik yang paling diburu saat ini. Jenis batu akik apakah yang banyak digemari itu, apakah Anda sudah memilikinya, perhatikan beberapa jenis batu akik di bawah ini.
1. Jenis Batu Akik Bacan Hijau
Banyak kolektor berburu batu akik jenis ini. Batu akik yang berasal dari Halmahera Selatan, Maluku Utara tepatnya di daerah Pulau Kasiruta ini sangat diminati bahkan sampai kolektor mancanegara pun juga ikut berburu batu ini. Banyak kelebihan dari batu akik jenis ini yang menjadikannya banyak dicari.
Salah satu yang beda dengan jenis batu akik yang lain, bahwa batu ini bisa bermetamorfosa secara alami semakin lama semakin indah. Dari jenis batu bacan ini yang paling populer adalah jenis batu bacan doko dan batu bacan palamea.
2. Jenis Batu Akik Kalsedon
Batu-Akik-Kalsedon
Mempunyai ciri seperti diselimuti kabut transparan, semakin menambah keeksotisan dari batu akik jenis ini. Bisa ditemukan di daerah Jawa Barat dan daerah Sulawesi Tenggara batu ini seakan ikut melengkapi keindahan jenis batu akik yang ada di Indonesia.
Selain di daerah di atas, baru – baru ini jenis batu akik kalsedon juga ditemukan di daerah Pacitan Jawa Timur.
3. Jenis Batu Akik Kalimaya
Batu-Akik-Kalimaya
Jenis batu akik yang meskipun lembek, namun tetap banyak yang mencari nya. Dengan ciri spesifik memancarkan warna semacam berlian menjadikan batu ini termasuk buruan nomor satu bagi para kolektor.
Jenis batu akik ini sering disebut dengan opal ini di luar negeri bisa ditemukan di negara India, Meksiko, Australia dan juga Mesir, untuk di Indonesia sendiri bisa ditambang di Banten.
4. Jenis Batu Akik Safir
Batu-Akik-Safir

Batu akik seperti ini tergolong mahal dan mempunyai segmen pasar tersendiri. Tergolong jenis batu yang mahal tapi pantas untuk keelokan batu akik ini.
Selain dari jenis warna yang begitu dikagumi, batu akik jenis ini juga dianggap memiliki khasiat bisa menenangkan jiwa atau pikiran yang sedang kalut. Sehingga semakin meningkatkan harga dari batu akik jenis safir itu sendiri.
5. Jenis Batu Akik Topaz
Batu-Akik-Topaz-1
Jenis batu akik yang juga menjadi primadona di kalangan pecinta batu mulia. Batu akik topaz memiliki pilihan warna jingga, kuning dan juga kemerahan.
Jenis batu ini bisa ditemukan di negara Brazil, Srilanka, Meksiko juga di negara Rusia. Bagi yang percaya akan khasiat dari batu akik, batu jenis ini bisa mengurangi depresi bagi penggunanya.
6. Jenis Batu Akik Sungai Dareh
Akik-Sungai-Dareh
Jenis batu akik dari Sumatera Barat ini sangat populer saat ini. Banyak penggila dan kolektor batu akik sangat menyukai batu ini. Bahkan para pemimpin negara pun disinyalir juga memakai batu akik ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Barrack Obama pun diperkirakan juga memakai baju akik ini. Hal ini semakin menjadikan batu ini sangat mahal dan berkelas.
Baca juga: 4 Contoh Usaha Kecil Potensial Yang Ada di Sekitar Kita
7. Jenis Batu Akik Zamrud
Batu-Akik-Zamrud
Batu dengan warna khas hijau ini juga sangat dikenal dikalangan pecinta batu akik. Jenis batu ini sudah dikenal sejak ribuan tahun digunakan sebagai batu perhiasan.
Batu dengan kekerasan 7.5 skala mohs ini sangat dihargai dan dimuliakan pada zaman kerajaan karena dianggap sebagai lambang kemakmuran juga kedamaian. Jadi pantas rasanya jika batu ini dihargai sangat mahal dari dulu sampai sekarang.
Nah, itulah beberapa jenis batu akik yang paling banyak diburu oleh para kolektor untuk saat ini. Dan yang paling membanggakan adalah sebagian besar batu mulia itu sangat banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.


JENIS HARGA CINCIN BATU AKIK ASLI MURAH
Selamat datang pecinta batu akik nusantara, kami hadirkan beragam jenis batu dan harga dari macam-macam batu mulia dari termurah sampai termahal yang ada pada koleksi kami. Diantaranya batu bacan doko dan palamea, ruby merah delima, safir, opal kalimaya, sulaiman, kecubung, junjung drajat, combong, kendit, tapak jalak, pancawarna garut maupun pacitan, nogosui, garnet, giok, sungai dareh,sarang tawon, peridot, citrine, jamrud atau emerald dan masih banyak lagi yang lain.
semua jenis batu yang ada di sini adalah batu alam natural tanpa pengisian asmak khodam dan sejenisnya, silahkan yang menginginkan memo card juga bisa, kualitas batu dan pelayanan kami utamakan untuk memuaskan para gems lover tanah air. cara pembelian sangat mudah hanya dengan beberapa langkah saja, pilih kode, kirimkan alamat kemudian transfer ke rekening kami. maka barang yang anda beli akan kami kirimkan dengan jasa pengiriman yang sudah terpercaya. Kami jaga dan laksanakan amah anda dengan sebaik-baiknya.

Dapatkan Harga Batu Akik Terbaru & Update
Semakin banyak para peminat batu akik maupun batu mulia di indonesia sekarang,Hal ini semakin membulatkan tekad kami untuk selalu menyediakan produk batu cincin terbaik dengan harga yang kompetitif.
Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus saja ada setiap hari maka kami juga berupaya menambah koleksi batu yang dibutuhkan oleh para user, tidak jarang kami harus bersusah payah mencarikan apa yang dipesan customer hingga mencari sampai kedaerah-daerah terpencil, namun itu tidak menyurutkan semangat kami dalam memuaskan pelanggan, karena prinsipnya adalah kepuasan pembeli adalah kesuksessan usahan kami disaat ini dan masa yang akan datang.

kami ucapkan banyak terimakasih atas kepercayaan bapak/ibu sekalian membeli produk yang ada di toko ini,jika anda memerlukan bantuan atau pertanyaan silahkan saja menghubungi nomor telpon yang sudah dicantumkan dalam website ini,selamat berbelanja....

2 Comments

Post a Comment
Previous Post Next Post